Ketika sang penulis artikel ini mengatakan bahwa Matematika memiliki hubungan yang erat dengan puisi, bahkan lebih erat dari hubungan manusia dengan benaknya sendiri, sebagian besar orang akan mengerutkan kening. “Matematika dengan simbol-simbol asingnya, sangat membingungkan untuk dibaca, dan memiliki kerumitan tingkat tinggi, mana mungkin berhubungan erat dengan puisi yang bernilai sastra, lebih mudah dibaca, dan bisa sangat menyentuh kalbu?”
Bahkan beberapa penyair terkenal seperti John Keats dan Edgar Allan Poe tampaknya belum mampu melihat hubungan erat itu, ujar penulis, Nirwan Ahmad Arsuka. Lewat “Catatan Kecil tentang Burung”, penulis membawa kita membedah klaim dari pandangan yang menyatakan bahwa sastra dan matematika tidak setara (bahkan sastra dipandang lebih unggul dari matematika), lalu membawa kita ke masa-masa awal pertumbuhan Matematika di Mesopotamia Kuno hingga Arab pada abad ke-14, memperkenalkan kita pada berbagai tokoh-tokoh besar Matematika modern misalnya Cantor, Poincare, dan Turing, sambil menarasikan dinamika sejarah dari ide tentang Universalitas Matematika.