Manusia modern yang dianggap terlatih berpikir dan memilik alat berpikir yang canggih, ternyata tidak kebal dari bias perspektif dan sesat bernalar. Mengapa? ‘Keriuhan’ dunia modern dengan berbagai perkara kehidupannya, ditambah dengan kehebohan media massa dan media sosial, membuat manusia modern sibuk. Salah satu perkara kehidupan yang menjadi fokus utama manusia modern adalah ekonomi. Fokus manusia modern pada ekonomi itu pun diliputi oleh ‘kabut’ berupa ‘ilusi keberlimpahan’ dan ‘ilusi kelangkaan’.
Galih Prasetya Utama sang penulis mencoba membedah ilusi yang dialami manusia modern ini dalam ‘Mari Merayakan Nalar’. Ketika ekonomi yang melulu menjadi fokus, manusia modern tampaknya luput dari menyadari bahwa hasrat tak kunjung habis yang mendorong perilaku ekonomi untuk terus mengonsumsi dan berproduksi, terbentur dengan kenyataan bahwa kemampuan ekosistem Bumi tempat manusia bernaung terbatas. Penulis juga mengajak pembaca untuk melakukan refleksi terhadap bias perspektif tentang ekonomi-ekologi-ekosistem yang jarang disadari manusia modern, namun nyatanya mengubah keseimbangan ekosistem Bumi. Simak tulisan lengkapnya di sini.